Sabtu, 18 April 2015

Perbedaan Fiksi dan Nonfiksi


Apa perbedaan tulisan fiksi dan nonfiksi? Kita buka dulu deh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Katanya, fiksi dan nonfiksi itu istilah dunia sastra.
  1. fik·si n 1 Sas cerita rekaan (roman, novel, dsb); 2 rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan: nama Menak Moncer adalah nama tokoh — , bukan tokoh sejarah; 3 pernyataan yg hanya berdasarkan khayalan atau pikiran.
  2. fik·tif a bersifat fiksi; hanya terdapat dl khayalan: cerita “Pengantin Kali Ciliwung” ini adalah cerita — belaka; bulan ini ia terpaksa membuat laporan — kegiatan yg dikelolanya.
  3. non·fik·si n Sas yg tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tt karya sastra, karangan, dsb).


Dari pengertian itu saja sudah mulai kebayang  ’kan bedanya? Ya, benar. Fiksi mah tulisan berdasarkan rekaan, khayalan, atau imajinasi penulis alias “bo-ongan”. Jadi, isi cerita (story) dalam tulisan fiksi itu bukan kenyataan, meskipun sering juga sebuah karya fiksi, seperti cerpen atau novel, based on kisah nyata. Contoh tulisan fiksi? Ya, itu, cerpen atau novel.
Penulis karya fiksi disebut juga “pengarang”, arti kasarnya “tukang mengarang cerita”. Tujuan utamanya menghibur dan menyampaikan pesan kepada pembaca melalui cerita yang dikarangnya.


Umumnya tulisan fiksi atau karya sastra menggunakan kata-kata indah, berona (colorful words), hiperbola, bukan kata-kata lugas. Misalnya, tulisan fiksi memilih “menitikkan air mata” ketimbang “menangis”.

Lalu, apa itu tulisan nonfiksi? Ya, kebalikannya! Kebalikan tulisan fiksi, yaitu tulisan nonfiksi! Gitu doang? Enggak lah. Tulisan nonfiksi disebut juga karya jurnalistik, yaitu tulisan berdasarkan kisah atau kejadian nyata, faktual,  benar-benar terjadi, tidak bo-ong, enelan, cius….!!!

Contoh tulisan nonfiksi atau karya jurnalistik itu utamanya berita (news), artikel opini, dan feature. Nah, yang terakhir itu (feature), mirip karya sastra atau fiksi dari segi cara penuturan cerita (story telling) dan penggunaan kata-katanya (gaya bahasa). Feature itu saya pahami sebagai “tulisan jurnalistik bergaya sastra”.

Jadi, tulisan fiksi = karangan/imajiner = karya sastra = cerpenis/novelis. Tulisan nonfiksi = fakta/cerita nyata = karya jurnalistik = jurnalis/wartawan.

0 komentar:

Posting Komentar