A.
Toleransi dalam Islam
Terjemah Ayat QS Al- Kafirun :1 - 6
1.
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2.
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4.
Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5.
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.
6.
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
Penjelasan Ayat
Dalam
keterangan ayat di atas telah dipaparkan bahwa setiap manusia harus memegang
teguh keyakinan agamanya tanpa harus menjelekkan keyakinan agama orang lain. Di
sinilah letak pembuktian rasa iman seorang muslim atas keyakinan agama yang dia
anut. Hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, di mana
beliau dengan teguh telah mempertahankan kemurnian ajaran tauhid ketika diajak
kompromi oleh orang- orang kafir Quraisy dalam hal peribadatan.
Memang
benar Islam mengajarkan toleransi dan memberikan kebebasan kepada setiap orang
untuk memeluk agama. Allah swt sendiri dalam Al-Qur'an telah berfirman dalam QS
Al Baqarah : 256
Artinya
:
Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada
buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui.
Dalam
penjelasan ayat di atas semakin tegas bahwa manusia sebagai satu-satunya
makhluk Allah yang dikaruniai akal telah diberi kebebasan untuk menentukan
pilihannya, termasuk pilihan untuk memeluk suatu keyakinan agama. Allah telah
memberikan pilihan antara yang benar dan yang bathil. Maka dengan akal pikiran
itulah manusia bebas memilih, namun dia memiliki konseksuensi untuk
mempertanggungjawabkannya kelak di mata Allah. Dalam ayat yang lain Allah swt
berfirman QS Yunus : 99
Artinya
:
Dan
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya ?
Dengan
memberikan kebebasan untuk memilih sebuah keyakinan, bukan berarti Allah
mengizinkan seseorang untuk bebas mencampuradukkan ajaran antar agama. Konsep
toleransi yang benar menurut Islam adalah semua penganut hendaknya menghormati
hak kebebasan penganut agama lain untuk mengamalkan kepercayaan¬nya masing-
masing. Prinsip toleransi seperti inilah yang dikehendaki Islam dan justru
menunjukkan keistimewaan ajaran Islam itu sendiri sebagai agama yang toleran.
B.
Menyikapi Perbedaan Pendapat
1.
Bacalah Q.S. Yunus/ 10 : 40 - 41 di bawah ini dengan tartil secara kolektif
dengan dipimpin salah seorang dari kalian! Setelah itu salinlah ayat tersebut
dengan baik dan benar di rumah kalian!
4.
Terjemah Ayat QS Yunus/ 10 : 40 – 41
40.
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya
ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui
tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
41.
Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan
bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang Aku kerjakan dan
akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
5.
Penjelasan Ayat
Perbedaan
di muka bumi ini merupakan sebuah keniscayaan. Karena membuat keseragaman, baik
warna, tradisi, atau bahkan pendapat merupakan sesuatu yang mustahil. Yang
terpenting bagi umat muslim adalah bagaimana cara menyikapi keberagaman
tersebut. Dengan keikhlasan, lapang dada dan perasangka yang baik, segala
bentuk perbedaan akan mendatangkan maslahat dan rahmat. Hal ini sebagaimana
sikap yang telah dicontohkan para ulama terdahulu.
Para
ulama memberikan suri tauladan berupa sikap lapang dada dengan tidak memaksa
siapapun untuk mengikuti pemahamannya. Mereka menganggap bahwa berbagai bentuk
pemaksaan justru menimbulkan permusuhan dan kehancuran. Walaupun menganggap
pendapatnya benar, namun mereka tetap menghormati pendapat kelompok lain yang
berbeda.
Sikap
egois yang menempatkan dirinya sebagai pihak yang paling benar dan sekaligus
menganggap pihak lain sebagai kelompok yang salah sangat tidak sesuai dengan
ajaran Islam. Jelas sikap seperti ini hanya akan menimbulkan kehancuran dalam
umat Islam. Bukan hanya permusuhan, akan tetapi lebih jauh lagi akan
menimbulkan perpecahan. Pada saat itulah umat Islam menjadi lemah dan akan
menjadi bulan- bulanan umat lain yang dengki terhadap Islam.
Perbedaan
pada hakikatnya merupakan ujian dari Allah swt. Allah sendiri telah berfirman :
Artinya
:
Dan
kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab- kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut
apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat
diantara kamu[422], kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu, (QS. Al- Maidah : 48)
Perbedaan
yang dibenarkan dalam Islam pada dasarnya bukan untuk saling bermusuhan apalagi
mematikan pihak lain, namun untuk saling melengkapi dan saling memberikan
semangat. Justru dengan adanya perbedaan bisa menjadi motivator untuk
menghadapi ujian, cobaan, kesulitan, dan berkompetisi dalam berkarya maupun
berkreasi di antara pihak- pihak yang berbeda. Tanpa adanya perbedaan,
seseorang tidak akan tertantang untuk lebih berprestasi. Penyikapan yang benar
teradap perbedaan akan mengantarkan umat Islam menjadi umat yang kuat.
C.
Prinsip- prinsip Toleransi
1.
Bacalah Q.S. al-Kahf/ 18 : 29 di bawah ini dengan tartil secara kolektif dengan
dipimpin salah seorang dari kalian! Setelah itu salinlah ayat tersebut dengan
baik dan benar di rumah kalian!
Artinya
:
Dan
Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir)
Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim
itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek. QS. Al Kahfi : 29
5.
Penjelasan Ayat
Prinsip
toleransi yang diajarkan Islam adalah menghargai pilihan yang dianut orang
lain. Di muka bumi ini akan selalu terjadi perbedaan, di mana ada orang yang
iman dan ada pula yang kafir. Namun demikian, perbedaan itu hendaklah tidak
dijadikan sebagai sumber masalah. Sebab dengan mengembangkan sikap toleran,
perbedaan itupun bisa berubah menjadi keindahan.
Kita
tidak akan dapat mengetahui putih jika tidak pernah ada hitam, merah, hijau
atau warna lainnya. Kita tidak akan dapat bekerja dengan baik jika jari- jari
tangan kita memiliki ukuran dan bentuk yang sama, misalnya semuanya berbentuk
telunjuk. Begitu juga kita akan kesulitan mengunyah makanan jika bentuk gigi
kita semuanya sama, misalnya berbentuk taring semuanya. Demikanlah harmoni
kehidupan, alam semesta menjadi indah ketika mengalami perbedaan, baik dari
segi wujud maupun fungsinya.
Perbedaan
justru akan menimbulkan mashlahat bagi umat manusia. Perbedaan baru akan
berubah menjadi masalah ketika umat manusia tidak bisa menyikapinya dengan arif
dan bijaksana. Bahkan Allah pun sengaja menciptakan perbedaan keyakinan umat
manusia. Sebab kalau mau, niscaya Allah menjadikan umat ini satu dan beriman
kepada-Nya. Allah swt berfirman,
Artinya
:
118.
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat yang satu,
tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,
119.
Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah
menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) Telah ditetapkan:
Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang
durhaka) semuanya.
Secara
garis besar, ada beberapa macam perbedaan yang terjadi dalam urusan kehidupan
manusia sebagai makhluk hidup dan hamba Allah swt:
1.
Perbedaan Ushuliyyah (prinsipil).
Perbedaan
inilah yang menghasilkan perbedaan keyakinan atau agama. Untuk masalah inilah
Allah mengutus para nabi dan rasul untuk meluruskan keyakinan yang tidak sesuai
dengan ajaran tauhid.
2.
Perbedaan pada masalah Furuiyyah (cabang).
Perbedaan
ini muncul pada masalah- masalah yang tidak prinsip dan hanya berbeda dalam
tataran metode penerapannya saja. Perbedaan apapun yang muncul dalam masalah
ini harus disikapi secara arif dan ddak menggunakan kekerasan kedka terjadi
perselisihan pendapat.
Rasulullah
saw menyikap perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan sahabat dengan
memberikan pembenaran pada masing- masing pihak selama masalahnya hanya
furuyyah. Misalnya perbedaan antara dua kelompok sahabat yang diutus ke Bani
Quraidhah. Salah satu di antara mereka menunaikan salat Ashar di tengah
perjalanan dan yang lain menunaikan salat menunggu sampai dba di tempat tujuan,
yakni setelah lewat waktu Ashar. Begitu juga sikap Nabi terhadap dua sahabat
yang berbeda pendapat tentang salat dengan tayammum karena tidak ada air,
kemudian sebelum habis waktu salat, mendapad air. Ada yang mengulang salatnya
dan ada yang tidak mengulang. Demikianlah ajaran Islam yang mengajarkan
bagaimana menyikapi adanya perbedaan pendapat.
0 komentar:
Posting Komentar