Jumat, 08 Mei 2015

" Gerimis "

Part 4

“ Hey Jess, jangan ngelamun terus. Ntar kesambet baru tau rasa lo “ kata Dara yang tiba-tiba saja muncul di sampingku. “ Hah ? Siapa yang ngelamun sih ? orang gue baru dateng juga. Nih gue baru mau nyimpen tas “ kataku sambil duduk dan menyimpan tas di bangku. “ Dari jauh juga udah keliatan kali Jess, lo itu lagi ngelamun. Lo kira kita ga punya mata ya ? “ kata Dara sambil duduk di sampingku dan menatap wajahku dengan keheranan. “ Tau nih, si Jess mah gitu orangnya. Udah ketahuan juga, masih aja ngeles “ kata Risti sambil memakan gorengan yang dia beli dari kantin. Yah mau gimana lagi, bohong juga udah ga bisa. Akhirnya kuceritakan apa yang aku pikirkan. “ Yaelah Jessss... Masih aja lo mikirin si Raka itu. Udah lo lupain aja sih, dianya juga udah ga tau kemana kan ? “ Dara berkata seperti itu padaku dengan tatapan mata yang marah. “ Jangan gitu Ra, Jessica juga kan butuh waktu buat lupain Raka. Ga segampang itu kali lupain orang yang lo sayang. Kalau menurut gue sih lo lebih baik enjoy aja deh. Soalnya kalau makin keras kita lupain seseorang, kita malah makin inget terus sama dia. Yah, itu sih menurut gue ya “ kata Risti sambil terus memakan gorengan yang tinggal sedikit lagi itu. “ Ah lo mah ga dukung banget sih Ris, sebel gue sama lo “ kata Dara sambil berjalan ke bangkunya yang berada tepat di belakangku. “ Yah, yah, yah. Lah, ko lo marah sih ? gue kan cuman bilang pendapat gue kali. Sensi amat sih “ kata Risti sambil mengikuti Dara duduk. Aku hanya bisa tersenyum melihat sikap mereka, mereka adalah sahabatku dari kecil.
Dara adalah seorang wanita yang pemarah dan selalu ingin diperhatikan. Wajar saja, ibu Dara sudah meninggal semenjak Dara dilahirkan, sedangkan ayahnya adalah seorang pegawai kantoran yang jarang pulang ke rumah. Ayahnya sudah menikah lagi, karena Dara tidak mau serumah dengan ibu tirinya itu maka ayahnya membeli rumah baru dan membagi waktu antara Dara dan Istri baru ayahnya itu. Tapi dari kami semua Daralah yang paling tegar. Yah, dari semua pengalaman hidupnya itu jelas saja kalau dia memiliki sifat seperti itu. Dia itu sebenarnya cantik, tapi sayang tomboy. Dia tidak pernah memperhatikan penampilannya, setiap kali kami mau merubah penampilannya dia selalu marah-marah. Tapi dia adalah seorang sahabat yang paling care dan paling baik kalau soal makanan.
Dan Risti adalah seorang wanita yang centil tetapi pemalu. Hobinya itu shopping dan berdandan. Ayah dan Ibu Risti adalah pengusaha, Risti selalu dimanja oleh Ayah dan Ibunya. Risti memiliki kehidupan yang peling sempurna diantara kami bertiga. Kebiasaan buruknya itu adalah ngorok, tiap kami ada acara nginep pasti ga akan pernah bisa tidur soalnya Risti berisik banget kalau lagi ngorok. Waktu itu Dara sampe nutup mulut Risti pake lakban supaya aku sama Dara bisa tidur. Dia adalah sahabat yang paling setia tapi paling pelit kalu soal makanan.
Pintu kelas terbuka, Pak Uud masuk ke kelas. Tapi tunggu, siapa itu ? siapa yang menutup pintu di belakang Pak Uud ? Raka ? Apakah itu Raka ? Pak Uud berdiri, Dan ......

0 komentar:

Posting Komentar