Part 4
“ Hey Jess, jangan ngelamun terus. Ntar
kesambet baru tau rasa lo “ kata Dara yang tiba-tiba saja muncul di sampingku.
“ Hah ? Siapa yang ngelamun sih ? orang gue baru dateng juga. Nih gue baru mau
nyimpen tas “ kataku sambil duduk dan menyimpan tas di bangku. “ Dari jauh juga
udah keliatan kali Jess, lo itu lagi ngelamun. Lo kira kita ga punya mata ya ?
“ kata Dara sambil duduk di sampingku dan menatap wajahku dengan keheranan. “ Tau
nih, si Jess mah gitu orangnya. Udah ketahuan juga, masih aja ngeles “ kata
Risti sambil memakan gorengan yang dia beli dari kantin. Yah mau gimana lagi,
bohong juga udah ga bisa. Akhirnya kuceritakan apa yang aku pikirkan. “ Yaelah
Jessss... Masih aja lo mikirin si Raka itu. Udah lo lupain aja sih, dianya juga
udah ga tau kemana kan ? “ Dara berkata seperti itu padaku dengan tatapan mata
yang marah. “ Jangan gitu Ra, Jessica juga kan butuh waktu buat lupain Raka. Ga
segampang itu kali lupain orang yang lo sayang. Kalau menurut gue sih lo lebih
baik enjoy aja deh. Soalnya kalau makin keras kita lupain seseorang, kita malah
makin inget terus sama dia. Yah, itu sih menurut gue ya “ kata Risti sambil
terus memakan gorengan yang tinggal sedikit lagi itu. “ Ah lo mah ga dukung
banget sih Ris, sebel gue sama lo “ kata Dara sambil berjalan ke bangkunya yang
berada tepat di belakangku. “ Yah, yah, yah. Lah, ko lo marah sih ? gue kan
cuman bilang pendapat gue kali. Sensi amat sih “ kata Risti sambil mengikuti
Dara duduk. Aku hanya bisa tersenyum melihat sikap mereka, mereka adalah sahabatku
dari kecil.
Dara adalah seorang wanita yang pemarah
dan selalu ingin diperhatikan. Wajar saja, ibu Dara sudah meninggal semenjak
Dara dilahirkan, sedangkan ayahnya adalah seorang pegawai kantoran yang jarang
pulang ke rumah. Ayahnya sudah menikah lagi, karena Dara tidak mau serumah
dengan ibu tirinya itu maka ayahnya membeli rumah baru dan membagi waktu antara
Dara dan Istri baru ayahnya itu. Tapi dari kami semua Daralah yang paling
tegar. Yah, dari semua pengalaman hidupnya itu jelas saja kalau dia memiliki
sifat seperti itu. Dia itu sebenarnya cantik, tapi sayang tomboy. Dia tidak
pernah memperhatikan penampilannya, setiap kali kami mau merubah penampilannya
dia selalu marah-marah. Tapi dia adalah seorang sahabat yang paling care dan
paling baik kalau soal makanan.
Dan Risti adalah seorang wanita yang
centil tetapi pemalu. Hobinya itu shopping dan berdandan. Ayah dan Ibu Risti
adalah pengusaha, Risti selalu dimanja oleh Ayah dan Ibunya. Risti memiliki
kehidupan yang peling sempurna diantara kami bertiga. Kebiasaan buruknya itu
adalah ngorok, tiap kami ada acara nginep pasti ga akan pernah bisa tidur
soalnya Risti berisik banget kalau lagi ngorok. Waktu itu Dara sampe nutup
mulut Risti pake lakban supaya aku sama Dara bisa tidur. Dia adalah sahabat
yang paling setia tapi paling pelit kalu soal makanan.
Pintu kelas terbuka, Pak Uud masuk ke
kelas. Tapi tunggu, siapa itu ? siapa yang menutup pintu di belakang Pak Uud ?
Raka ? Apakah itu Raka ? Pak Uud berdiri, Dan ......
0 komentar:
Posting Komentar