Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi
dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam
masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi
total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut,
terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat
luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang
terkukung, dan diatur secara formal.
- Sosialisasi primer
harles Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok
primer yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara
anggota-anggotanya, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi,interaksi sosial
dilakukan secara tatap muka (face to face). Kelompok primer merupakan kelompok
yang didalamnya terjadi interaksi sosialyang anggotanya saling mengenal dekat
dan berhubungan erat dalam kehidupan.Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok
primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering
berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara
langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan
sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan
sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa
kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer
berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.
Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap
dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat
dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi
secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh
warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota
keluarga terdekatnya.
- Sosialisasi sekunder
harles Horton Cooley juga mengemukakan tentang
kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang terdiri dari banyak orang, antara
siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga
sifatnya tidak begitu langgeng.
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi
lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam
kelompok tertentu dalam masyarakat Salah satu bentuknya adalah resosialisasi
dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas
diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami
‘pencabutan’ identitas diri yang lama.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini
berdasarkan karakteristik komunikasinya :
- Kualitas
komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya
menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur
backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana pribadi saja). Meluas,
artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara
berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
- Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek
hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
- Komunikasi kelompok primer cenderung informal,
sedangkan kelompok sekunder formal.
- Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal,
sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
- Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif,
sedangkan kelompok sekunder instrumental.
0 komentar:
Posting Komentar